Saat persoalan bergelayut biasanya jerawat hinggap tanpa diundang. Meskipun sudah berbagai cara dilakukan jerawat ini tak kunjung habis, silih berganti mengisi permukaan wajah. Memang ada hubungan tidak langsung antara stress yang terjadi dengan timbulnya jerawat, namun bila bisa mengendalikan stress maka jerawat bisa dicegah dari kulit wajah.
Memang bukan hal mudah untuk mengendalikan stress, butuh kematangan cara berpikir, melihat persoalan dari sisi positif dan enjoy the life. Mungkin butuh waktu dalam melihat stress dan merubahnya menjadi hal yang positif. Selama ini stress lebih menjadi hal negative bagi setiap orang, maka wajar saat stress gejolak hormonal begitu tinggi membuat jerawat mudah timbul.
Banyak yang menghubungkan siklus hormonal sebagai pemicu jerawat, sering jerawat yang tak kunjung hilang adalah reaksi hormonal semata. Padahal metabolisme hormon dikendalikan di otak yang tidak dikendalikan secara sadar. Disini peran stress begitu tinggi dalam mengontrol metabolisme hormon. Gejolak inilah yang bikin produksi sebaceous gland begitu tinggi, kulit lebih berminyak, pori-pori mudah kotor dan tertutup, situasi yang bikin kondisi kulit mudah berjerawat.
Memang bisa saja bila rutin membersihkan wajah akan sedikit membantu mengurangi timbulnya jerawat. Namun tidak seefektif bila bisa mengontrol gejolak hormonal yang bisa dilakukan dengan mengendalikan stress. Meskipun tidak semua gejolak hormonal ini akibat stress, kadang proses penemuan jati diri membuat kecenderungan emosional yang intent dan gejolak hormonal menjadi tidak terkendali.
Mengendalikan stress untuk mencegah jerawat
Stress memang tidak bisa dihilangkan, stress akan selalu ada dan membuat hormon bergejolak. Namun yang harus dilakukan adalah mengendalikan stress, mengelola stress menjadi hal yang positif. Ada perbedaan besar saat merubah hal yang negative menjadi positif, ada semacam perubahan reaksi hormonal yang lebih sehat.
Disini tubuh tidak terlalu banyak melakukan sekresi di sebaceous gland, dampaknya begitu bagus bagi permukaan kulit wajah. Terlihat lebih lembab dan tidak berminyak maupun berkeringat. Kondisi yang kondusif untuk kulit wajah memang lembab dan berseri, sangat berlawanan sekali bila saat stress dimana kulit wajah cenderung berminyak, kusam dan potensi terjadinya jerawat menjadi sangat tinggi.
Memang permasalahan akan selalu ada dan bisa bikin stress. Namun hidup adalah belajar dan harus memiliki pola dalam menghadapi stress. Hal yang selamanya negative bisa dirubah menjadi positif dengan merubah cara pandang dari sisi yang berbeda. Ingat sebuah telur akan berbeda bentuknya tergantung dari sisi mana kita memandangnya, ada yang bilang bulat, ada yang bilang lonjong, padahal bentuk keseluruhannya sama saja. Jadi dengan melihat dari sisi yang berbeda bisa merubah stress dan mengendalikannya agar bisa mencegah jerawat.
Memang bukan hal mudah dalam mengendalikan stress, namun seiring berjalannya waktu, akan ada perubahan bertahap yang mendasar. Harus dilakukan penataan dalam menghadapi stress, jadi tidak melulu melakukan hal yang sama terhadap stress yang terjadi. Bila sukses dalam mengendalikan stress akan bisa mencegah jerawat dengan baik.
